Halaman

Rabu, 20 Maret 2013


USAHA PEMBUATAN BATU BATA


A. SEJARAH SINGKAT
Pembangunan yang berkelanjutan banyak memberikan peluang bagi banyak orang. Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat sehingga memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti. Dari hal inilah sebuah peluang muncul dalam pengadaan material utama pendukung dalam pembangunan properti yaitu batu bata.Meskipun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata.

B. MANFAAT
Hasil dari usaha produksi batu bata ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalampembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres.

C. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi usaha yang perlu diperhatikan adalah mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan lolasi luas sehingga memungkinkan pembuatan tempat untuk Pencetakan, Penjemuran, Pembakaran dan Penampungan Bata Bata Merah yang siap dipasarkan.

1.     Penyiapan Sarana dan Peralatan.
a. Pemilihan Lahan.
Carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan/ membukit, dan tekstur tanah meranya sangat liat, jangan jang terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai bahan campuran tanah merah.
 b. Pembuatan Bagunan/ Pabrik.
    Ukuran luas bangunan ± 30M2.
Pabrik terdiri dari 4 Bagian, yaitu :
1. Tempat Pengadukan dan Pencetakan.
2. Tempat Penjemuran.
3. Tempat Pembakaran.
4. Tempat
Pengumpulan Batu Bata siap dipasarkan.
c. Peralatan.
1. Mesin Pencetak Bata berfungsi sebagai pengaduk tanah merah  agar menjadi liat sampai dengan tercetaknya bata
2. Mesin Domping, Mesin Domping berpungsi sebagai penggerak mesin pencetak bata
3. Gerobak Kayu.
4. Gerobak Arco.
5. Cangkul.
6. Sekop.
d. Bahan Bakar.
1. Solar.
2. Kayu Ulin.
e. Bahan Campuran.
1. Air.
2. Minyak Sawit.

2. Proses Pencetakan.

Tahapan Pencetakan :
Tanah merah yang telah terkumpul di siram dengan air sekupnya.
Masukan tanah merah tersebut dengan menggunakan sekop kedalam mesin pencetak bata.
Berikan miyak sawit di tempat keluarnya cetakan bata pada mesin, agar bata dapat tercetak rapi, apa bila catakan bata yang keluar dari mesin cetak belum padat atau pecah, pekerjaan bisa diulanggi, dengan memasukan kembali tanah merah (bata) ke dalam mesin pencetak sampai cetakan bata yang keluar betul-betul padat dan rapi.
Potong cetakan bata yang memanjang dengan alat potong yang telah tersedia. Dalam satu kali pemotongan menghasilkan 3 biji bata.
Angkat dan letakan atau susun hasil cetakan yang sudah terpotong rapi ketempatnya.Dengan mesin pencetak bata dan 3 orang karyawan dalam 1 hari dapat mencetak 5000 biji bata. Bahan bakar yang digunakan adalah solar. Solar yang diperlukan dalam setiap produksi 1000 biji bata sebanyak 1 liter.

3. Proses Penjemuran.
Penjemuran dilakukan sampai batu bata mengering. Penjemuran ini membutuhkan waktu 5 hari non stop, dengan catatan cuaca cerah.

4. Proses Pembakaran.
Proses pembakaran dilakukan selama 48 Jam (2 hari) non stop. Setiap satu kali pembakaran terdapat 70.000 biji bata. Bahan bakar yang digunakan adalah potongan kayu ulin, agar bahan bakar tahan lama. Potongan Kayu ulin yang digunakan sebanyak 2,5 ret dump trek.
Jika kondisi cuaca cerah (musim kemarau), pembakaran dapat dilakukan setiap 20 hari. Apabila kondisi cuaca dimusim penghujan, maka pembakaran hanya dapat dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.

5. Batu Bata Merah siap Dipasarkan.
Hasil dalam 1 kali pembakaran atau 70.000 biji biasanya di beli oleh 2 konsumen ( 2 buah rumah). Ruang lingkup pemasaran adalah wilayah kecamatan Batulicin dan Kecamatan Simpang Empat. Ukuran untuk batu bata merah Panjang 19cm x Lebar 9 cm x Tebal 5cm.

D. ANALISIS EKONOMI PEMBUATAN BATU BATA MERAH

Lahan yang digunakan untuk usaha pembuatan bata merah ini bersifat pinjam pakai, sehingga pada setiap hasil dari 1 kali pembakaran si pemilik tanah mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.000.000,-.

E. BIAYA PERSIAPAN FASILITAS
1. Mesin Pencetak Bata Rp. 40.000.000,-
2. Mesin Domping Rp. 5.000.000,-
3. Pembuatan Bangunan Pabrik dan Perlengkapan Lainya Rp. 15.000.000,-
Seperti :
a. Mesin Air
b. Drum Air
c. Gerobak Arco
d. Gerobak Kayu
e. Cangkul
f. Skop
g. Dan lain-lain . .+ Jumlah Rp.60.000.000,-
4. Biaya Oprasional
1. Sewa Lahan (pinjam pakai) Rp. 1.000.000,-
2. Upah Karyawan 70.000 biji @ Rp. 140,- Rp. 9.800.000,-
3. Bahan Bakar Solar 70 Liter @ Rp. 6.500,- Rp. 455.000,-
4. Potongan Kayu Ulin 2,5 Ret @ Rp. 650.000,- Rp. 1.625.000,-+
Jumlah Rp. 12.880.000,-
5. Hasil Pemasaran.
Harga Jual Bata 70.000 biji @ Rp. 450,- Rp. 31.500.000,-

A.Perhitungan Hasil Penjualan Pembakaran Pertama

Biaya Fasilitas + Biaya Oprasional
Rp. 60.000.000,- + Rp. 12.880.000,- = Rp. 72.880.000,-.
Hasil Penjualan = Rp. 31.500.000,-
Selisih =- Rp.41.380.000,-

B.Perhitungan Hasil Penjualan Pembakaran Kedua

Biaya Oprasional = Rp. 12.880.000,-
Biaya Sewa Lahan = Rp. 1.000.000,-
Hasil Penjualan = Rp. 31.500.000,-
Selisih = Rp. 17.620.000,-

C.Perhitungan Hasil Penjualan Pembakaran Ketiga

Biaya Oprasional = Rp. 12.880.000,- Biaya Sewa Lahan = Rp. 1.000.000,-
Hasil Penjualan = Rp. 31.500.000,-
Selisih = Rp. 17.620.000,-

D.Perhitungan Hasil Penjualan Pembakaran Keempat

Biaya Oprasional = Rp. 12.880.000,-
Biaya Sewa Lahan = Rp. 1.000.000,-
Hasil Penjualan = Rp. 31.500.000,-
Selisih = Rp. 17.620.000,-
Hasil Penjualan Pertama = – Rp.41.380.000,-
Hasil Penjualan Kedua = Rp.17.620.000,- +
Selisih = – Rp.23.760.000,- +
Hasil Penjualan Ketiga = Rp.17.620.000,- +
Selisih = – Rp. 6.140.000,- +

Hasil Penjualan Keempat = Rp.17.620.000,- +
KEUNTUNGAN = Rp.11.480.000,-

Jadi pada usaha pembuatan batu bata, modal awal akan kembali setelah penjualan hasil pembakaran yang ke 4, dengan keuntungan sebesar Rp. 11.480.000,-.


Tidak ada komentar: